Fahrenheit
Terdapat beberapa perdebatan mengenai cara Fahrenheit merancang skala temperaturnya. Sebagian menyatakan bahwa Fahrenheit menetapkan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan mencatat temperatur terendah yang dapat ia ukur di luar, dan suhu tubuhnya sendiri. Suhu terendah di luar itu ia jadikan titik nol pada saat musim dingin tahun 1708 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C).Fahrenheit ingin menghindari nilai negatif di mana skala Ole Rømer sering menunjukkan nilai negatif dalam kehidupan sehari-hari. Dia memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal mendekati 98.6 °F, yang berarti Fahrenheit sedang demam atau termometernya tidak akurat). Dia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menetapkan bahwa titik beku air pada 32 °F, dan titik didih air pada 212 °F, dengan selisih 180 derajat.Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menetapkan titik nol (0 °F) sebagai suhu di mana campuran es dan garam melebur secara proporsional, dan 96 derajat sebagai temperatur darahnya. Skala ini awalnya menggunakan darah kuda untuk menandakan titiknya. Skala ini juga terdiri dari 12 divisi, dengan masing-masing divisi dibagi menjadi 8 sub-divisi yang sama besar.Cerita ketiga, yang paling terkenal, mengklaim bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Rømer di mana air membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 untuk menghilangkan pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Kemudian, dia menetapkan skala antara titik beku air dan suhu normal tubuh manusia (96 derajat); titik beku air ditetapkan pada 32 derajat sehingga ada 64 interval yang dibagi dua. Hal ini memungkinkannya untuk menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.Meskipun pengukurannya tidak selalu akurat, setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk menetapkan ulang skala dengan menggunakan 32 °F dan 212 °F sebagai titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan sebaliknya. Hal ini juga menjelaskan mengapa suhu tubuh yang sebelumnya ditetapkan pada 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit, sekarang ditetapkan pada 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan lebih akurat.Cerita keempat, yang kurang dikenal, mengatakan bahwa Fahrenheit sendiri menetapkan skala Fahrenheit sebagai anggota organisasi persaudaraan, di mana ada 32 tingkat penerangan, dengan 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata "degree" sendiri dikatakan berasal dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan kebenaran cerita ini.Versi kelima mengatakan bahwa Fahrenheit menetapkan 0 derajat sebagai temperatur di mana manusia akan mati beku karena kedinginan, dan 100 derajat sebagai temperatur di mana manusia akan mati karena panas. Rentang 0 hingga 100 ini menunjukkan kisaran di mana manusia bisa hidup.Dan versi keenam menyatakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku air, suhu normal tubuh manusia, dan titik didih air, kemudian membagi rentang antara titik beku air dan titik didih air menjadi 180 derajat. Menetapkan suhu normal tubuh manusia sebagai 100 derajat membuat titik beku dan titik didih air menjadi 32 dan 212 berturut-turut.* sumber : wikipedia
Scroll to Top