DNA
Centrifuge Berpendingin High Speed BKC-TH12R BKC-TH24RII BIOBASE
This product has multiple variants. The options may be chosen on the product pageCentrifuge Berpendingin High Speed BKC-TH16RIII BKC-TH20RIII BIOBASE
This product has multiple variants. The options may be chosen on the product pageCentrifuge High Speed BKC-TH16 & BKC-TH18 BIOBASE
This product has multiple variants. The options may be chosen on the product page
Alat pengukur kualitas DNA adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk menilai kemurnian, konsentrasi, dan integritas DNA dalam sampel biologis. Pengukuran kualitas DNA sangat penting dalam berbagai aplikasi biologi molekuler, seperti PCR (Polymerase Chain Reaction), sekuensing, kloning, dan analisis genetik lainnya. Beberapa alat yang sering digunakan untuk mengukur kualitas DNA meliputi spektrofotometer, fluorometer, dan gel elektroforesis.
1. Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang paling umum digunakan untuk mengukur konsentrasi dan kemurnian DNA. Prinsip kerja spektrofotometer didasarkan pada pengukuran absorbansi cahaya oleh sampel DNA pada panjang gelombang tertentu, biasanya pada 260 nm. DNA yang murni akan memiliki rasio absorbansi A260/A280 sekitar 1,8, yang menunjukkan bahwa sampel bebas dari kontaminasi protein. Rasio A260/A230 juga dapat digunakan untuk menilai keberadaan kontaminan lain seperti garam atau karbohidrat.Spektrofotometer bekerja dengan cara menempatkan sampel DNA dalam kuvet atau mikrovolume di dalam instrumen. Cahaya pada panjang gelombang tertentu dipancarkan melalui sampel, dan jumlah cahaya yang diserap diukur oleh detektor. Data absorbansi ini kemudian digunakan untuk menghitung konsentrasi DNA dengan menggunakan persamaan Beer-Lambert.Referensi:- Wilfinger, W. W., Mackey, K., & Krueger, C. A. (1997). Evaluating the Purity of RNA Samples: Absorbance Measurements. BioTechniques, 22(3), 556-561.
2. Fluorometer
Fluorometer adalah alat lain yang digunakan untuk mengukur konsentrasi DNA dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan spektrofotometer. Fluorometer bekerja berdasarkan prinsip fluoresensi, di mana molekul-molekul dalam sampel DNA yang telah ditandai dengan pewarna fluoresen akan memancarkan cahaya ketika terkena sinar UV atau sinar biru. Intensitas cahaya fluoresen yang dipancarkan kemudian diukur dan digunakan untuk menghitung konsentrasi DNA.Fluorometer memiliki keuntungan dalam hal sensitivitas, sehingga mampu mendeteksi konsentrasi DNA yang sangat rendah, bahkan pada tingkat picogram. Alat ini sering digunakan dalam aplikasi di mana kuantifikasi DNA yang akurat pada konsentrasi rendah sangat penting, seperti dalam reaksi PCR kuantitatif (qPCR) atau sekuensing DNA.Referensi:- Singer, V. L., Jones, L. J., Yue, S. T., & Haugland, R. P. (1997). Characterization of PicoGreen Reagent and Development of a Fluorescence-Based Solution Assay for Double-Stranded DNA Quantitation. Analytical Biochemistry, 249(2), 228-238.
3. Gel Elektroforesis
Gel elektroforesis adalah metode yang digunakan untuk menilai integritas DNA dengan cara memisahkan molekul DNA berdasarkan ukuran dan muatan listriknya. Sampel DNA ditempatkan pada gel agarosa atau poliakrilamida dan kemudian diterapkan medan listrik. Molekul DNA akan bergerak melalui gel menuju kutub positif, dan molekul yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat daripada yang lebih besar.Setelah proses elektroforesis selesai, DNA dalam gel dapat diwarnai dengan pewarna interkalasi seperti ethidium bromide atau SYBR Green, yang akan menyala ketika terkena sinar UV. Pola pita DNA yang dihasilkan dapat digunakan untuk menilai apakah DNA dalam sampel utuh atau terdegradasi. Elektroforesis gel juga memungkinkan visualisasi kontaminan atau fragmentasi yang mungkin ada dalam sampel.Referensi:- Sambrook, J., & Russell, D. W. (2001). Molecular Cloning: A Laboratory Manual (3rd ed.). Cold Spring Harbor Laboratory Press.